Tanda baca

1. Tanda Titik

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Kusnan pergi ke Jakarta.

b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Conyoh : A.M. Sanggaji

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
Contoh : Ir. Insinyur

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh : a.n. atas nama

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh : Pukul 4.25.10 (pukul empat lewat 25 menit 10 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh : 4.25.10 (4 jam, 25 menit, 10 detik)

g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh : Sartono lahir pada tahun 1995 di Surabaya.

h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabunga keduanya, atau yang terdapat dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh : ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh : Na (Natrium)

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh : Acara Kunjungan Presiden Soeharto.

k. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.

Contoh :
Jalan Agus Salim 97
Surabaya

9 Juli 1996
Yth. Sdr. Moh. Bilal
Jalan Mundu 27
Bandung

l. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.

Contoh :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorant Jenderal Agraria
Penyiapan Naskah:
1. Patokan Umum
1.1. Isi Karangan
1.2. Ilustrasi
1.2.1. Gambar Tangan
1.2.2. Tabel
1.2.3. Grafik

2. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh : Budi membeli buku, pena dan penggaris.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan.
Contoh : Pak Bangun bukan ayah saya, melainkan ayah Budi.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.
Contoh : Kalau hari hujan, saya tak akan datang

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh : Saya tak akan datang kalau hari hujan.

e. Tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata sambung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya: oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, namun, sekalipun, demikian.
Contoh: Oleh karena itu Susi harus berangkat skarang.

f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh : Wah, bukan main cantiknya Ferra itu.

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Kata ayah, “Saya gembira sekali”.

h. Tanda koma dipakai di antara nama dan kalimat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh : Surat-surat ini harap dikirim ke Dekan fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Binawidya 30, Pekanbaru.

i. Tanda koma dipakai di antara nama penerbit dan tahun penerbitan.
Contoh : Tejakusuma, Sudiono, S.H., Sudahkah Kita Pandai Berbahasa Indonesia?, Surabaya: Penerbit Indah, 1986.

j. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Siregar, Merari. Azab dan sengsara.
Waltervreden: Balai Poestaka, 1920.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh : Ir. S. Hutabarat, MAgrEcon

l. Tanda koma dipakai di muka angka per sepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh :
10,30 m
Rp.17,50

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh : Si Ucok, teman saya, lucu sekali.
Di Daerah saya, misalnya, masih banyak orang yang bertani secara tradisional.

n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Contoh : “Kemana kamu akan pergi?” Tanya Ucok.

3. Tanda Titik Koma (;)

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memilih bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh : Malam makin larut; Edi belum tidur.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata sambung.
Contoh : Ayah bekerja di PLN; Ibu mengajar di UNRI; adik berbelanja di toko buku; saya sendiri membersihkan rumput di halaman rumah.

4. Tanda Titik Dua

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh : Yang sedang kita butuhkan sekarang adalah barang-barang seperti: meja, kursi, bangku, lemari dan papan tulis.

b. Tanda titik dua dipakai setelah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
Contoh :
1. Ketua : Muhammad Ihsan
Sekretaris : Nunun
Bendahara : Alfiansyah
2. Hari : Senin
Tanggal : 3 Mei 1996
Waktu : 9.30 pagi
Tempat : Ruang Sidang Jurusan SEP (Agrobisnis)
Jl. Binawidya km 12,5
Pekanbaru
Acara : Rapat Bulanan HMJ-SEP

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh : Ayah : “Keluarkan mobil segera, Al!”
Alfian : “Baik, Pak.”
Ayah : “Jangan lupa mencuci dan membersihkannya!”

d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri per-nyataan.
Contoh : Kita sekarang memerlukan kursi, meja, lemari, bangku dan papan tulis.

e. Tanda titik dua dipakai antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh : Yanti, II (1996), 38:5
Surah Al-Baqarah : 28
Karangan M. Ramlan, Morfologi : Suatu Tinjauan Deskriptif, terbit pada tahun 1978 di Yogyakarta.

5. Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Contoh : …………..mari kita menunjukkan prstasi yang baik.

b. Tanda hubung menyambung awalan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh :
…… cara yang baik mengambil udara.
…… cara baru untuk mengukur kelapa.

c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : Benda-benda berulang-ulang
Lauk-pauk bersama-sama

d. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : s-e-k-o-l-a-h
9-7-1996

e. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian ungkapan.
Contoh : ber-evolusi denga be-evolusi
Istri-guru yang ramah dengan istri guru-yang ramah

f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh : se-Indonesia
Se-Jawa Timur
Hadiah ke-tiga

g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh : di-eksport
di-charter
pen-tackle-an

6. Tanda Tanya (?)

a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanda tanya.
Contoh : Kapan kamu pulang?

b. Tanda tanya dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Budi dilahirkan tahun 1928 (?)

7. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan,ketidakpercayaan atau emosi yang kuat.
Contoh : Alangkah hebatnya permainan itu!.

8. Tanda Kurung ( )

a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh : Dia bersekolah di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Budi Utomo.

b. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat diikuti oleh tanda kurunng tutup saja.
Contoh : Pendidikan adalah tanggung jawab bersama yang harus dipikul secara bersama-sama oleh unsur-unsur:
(1) pemerintah atau: a) pemerintah
(2) masyarakat b) masyarakat

c. tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Contoh : Keterangan itu (lihat Tabel 12) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

9. Tanda Garis Miring (/)

a. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contoh : No. 71/SK/1987

b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Contoh :
Putra/putri Harganya Rp. 1.500/lembar
Mahasiswa/mahasiswi Jalan Binawidya V/5

10. Tanda Petik (“……”)

a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lainnya. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Contoh : “Sudah berangkat ?” Tanya Sardi.
“Belum, masih mandi,” jawab sari,
“tunggu saja”.

b. Tanda petik mengapit judul sair, karangan dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Contoh : Bacalah “Belajar Membaca” dalam buku pelajaran bahasa Indonesia.

c. Tanda petik menutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri ketikan langsung.
Contoh : Dachri berkata “Saya akan pergi sekarang juga.”

d. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh : Dani memakai celana panjang yang dikenal dengan nama “jeans”.

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan ungkapan khusus.
Contoh : Karena warna bulunya, kucingku kuberi nama julukan “si putih”.

11. Tanda Pisah (-)

a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh : kemerdekaan bangsa itu –saya yakin akan tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

b. Tanda pisah menegaskan adanya oposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh : Rangkaian penemuan ini –teori, evolusi, kenisbian dan juga pembelahan atom- telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan berarti sampai dengan atau di antara nama kota berarti ke atau sampai.
Contoh : Ia dibesarkan di Bandung dari tahun 1945 – 1972.
Seminar itu berlangsung dari tanggal 2-3 Juli 1996.

12. Tanda Elipsis (….)

a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Contoh : Kalau begitu …. Ya, marilah kita bergerak…

b. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada sebagian yang dihilangkan.
Contoh : Sebab-sebab kegagalan …. akan diteliti lebih lanjut

c. Tanda elipsis yang dipergunakan pada akhir kalimat perlu dipergunakan empat titik yaitu tiga titik untuk penghilangan teks dan satu titik untuk menandai akhir kalimat.
Contoh : Didik bertekat mengikuti lomba itu, padahal ….

d. Tanda elipsis dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri sebuah kalimat.
Contoh : Gajinya kecil. Akan tetapi ia memiliki sebuah luks, rumahnya yang mewah, malah sebuah bungalow di Puncak. Entahlah darimana ia dapat mengumpulkan semua kekayaan itu… !

13. Tanda Kurung Siku ([…])

a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu merupakan isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat pada naskah awal.
Contoh : Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelasan yang sudah bertanda kurung.
Contoh : (Perbedaan antar dua proses ini [ lihat Bab I ] tidak didiskusikan).

14. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )

a. Tanda petik tunggal mengapit ketikan yang tersusun didalam ketikan lain.
Contoh : Tanto bertanya, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi ?”

b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing.
Contoh : rate of infalation ‘laju inflasi’

15. Tanda Penyingkat (Apostrop) (‘)

a. Tanda apostrop menunjukkan penghilangan bagian huruf atau kata.
Contoh :Lita, ‘kan kujemput. (kan = akan).
Hari ‘lah larut malam. (‘lah = telah).